Rabu, 01 Januari 2014

Terlambat


Toko buku, tempat yang biasa aku kunjungi kala hati ku gundah. Entah kenapa ketika berasa di antara ribuan buku rasa tenang itu muncul kembali. Dan ketika aku lagi asik baca salah satu buku, tiba-tiba ada suara yang sangat ku kenal menyapa.

“Fay?” sapanya dengan senyum khas yang tak pernah berubah

“Za?” jawab ku kaget

“Bagaimana kabarmu lama tak jumpa sekarang sudah berhijab ternyata, tambah cantik” goda Reza

“Alhamdulillah” balasku singkat.

Mimpikah aku? Tanya ku dalam hati. Sosok yang ku damba semasa putih abu-abu sekarang berada dihadapan ku. Sosok yang membuat ku mengunci pintu hati untuk setiap lelaki yang mendekat. Yang membuatku hampir gila karena sikapnya. Kini berada di hadapanku setelah bertahun-tahun tak bertemu.

“Fay? Kamu ngalamun ya? Atau masih kesengsem sama aku?” godanya lagi

“Ha? Enggak lah pede mu masih aja ya gak berubah dari dulu” jawabku

“Hehe, Fay aku mau jujur sama kamu. Maaf untuk hari itu karena aku telah menolakmu. Dan perpisahan kelulusan kita, aku baru sadar kalau hari-hari ku sepi tanpa kamu. Kamu yang selalu membantu ku, yang mewarnai hariku. Aku menyukai mu Fay. Mungkin aku memang bodoh telah membuat kamu menunggu hal yang tak pasti. Tapi jika diberi kesempatan aku ingin menjadi imamu” ujar Reza dengan suara bergetar

“Aku memang dulu menyukai mu,bahkan hampir gila karena mu. Aku masih mengingat tiap kenangan kita dulu, kenangan cinta sepihakku…” belum sempat aku meneruskan kataku ada sosok lelaki mendekat.

“Mi.. kamu di sini rupanya dari tadi aku mencarimu” suara Rama menghentikan permbicaraanku

“Eh iya Bi, maaf tadi asik baca di sini” jawabku

“Oh iya kenalkan Za ini suamiku, Rama”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar